MagzNetwork

kehidupan manusia

Diposting oleh awaludin | 03.35 | 0 komentar »


Sepanjang sejarah manusia, semenjak nabi Adam Alaihi Salam hingga Nuh Alahi Salam semoga Allah senantiasa mencurahkan kesejahteraan kepada mereka (yang diperkirakan berjarah 10 abad), masih tetap berada diatas dasar dan landasan tauhid.

Ibnu Abbas berkata :

كان بين نوح وادم عشرة قرون كلّهم على شريعة من الحقّ فاختلفوا فبعث الله النبيين مبنشّرومنذرين]

“Antara Nuh dan Adam terdapat 10 abad yang seluruhnya berada pada syariat yang haq lalu mereka berselisih, maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan ancaman.” [jami’ Al Bayan 2/194].

Penyimpangan terhadap ajaran tauhid, pertama kali terjadi dikalangan umat nabi Nuh Alaihi Salam, yang menyembah patung karena penghormatan yang berlebihan terhadap orang sholeh diantara mereka. Allah mengisahkan kejadian ini dalam Firman Nya :

“ Nuh berkata : “ Ya Rabbku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu daya yang amat besar. Dan mereka berkata : “Jangan sekali-kali kalian meniggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr.” {Qs Nuh : 21-23}

Ibnu Abbas berkata :

صارت الأوثان التى كانت في قوم نوح في العرب بعد امّا ودّكانت لكلب بدومة الجندل وامّا سواع كانت لهذيل وامّا بغوث فكانت لمراد ثمّ لبنى غطيف باجرف عند سباء وامّايعوق فاكانت لهمدان وامّا نسر فكانت لحمير لال ذى الكلاع اسماء رجال صالحين من قوم نوج فلمّاهلكوا اوحى الشيطان الى قومهم ان انصبوا الى مجالسهمالّتى كانوا يجلسون انصابا وسمّوها باسماءهم ففعلوا فلم تعبد حتى اذا هلك اولئك وتنسّخ العلم عبدت

“Berhala-berhala yang ada pada zaman Nuh akan menjadi berhala bagi bangsa arab setelahnya. Wadd adalah berhala bani Kalb di Daumatil Jandal. Sawaa adalah berhala bani Hudzail. Yaghuts adalah berhala bani Murod, kemudian untuk bani Ghuthoif disebuah wadi bansa Saba. Ya’uq adalah berhala untuk Hamdan. Sedangkan Nashr berhala untuk Himyar. Semuanya nama-nama tokoh-tokoh orang-orang sholeh kaum nabi Nuh . ketika mereka mati syaithonpun mulai menghembuskan kepada kaum mereka bisiksn untuk membuat patung-patng mereka di dalam majelis-majelias tempat meeka duduk, lalu mereka namakan dengan nama-nama tersebut, lalu mereka melakukannya, namun belum disembah, sampai ketika mereka semuanya telah mati dan ilmu mulai redup, maka maka semua itu disembah .” [HR. Bukhori: 4920]

Dari ummat nabi Nuh inilah kemudian syirik itu menyebar ke tengah umat manusia sesudah mereka. Dalam konteks seperti itulah kafilah nabi-nabi dating silih berganti untuk mengenbalikan manusia kepada dasar fithroh mereka yaitu tauhid.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul yang sebelummu ( Muhammad) melainkan kami memberi wahyu kepadanya yaitu bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah. Maka beribadahlah kalian kepadaKu" {Qs Al Anbiyaa : 25}

“Seluruh Rasul yang sebelummu (Muhammad) beserta kitab-kitab mereka pokok dan dasar risalah mereka adalah perintah beribadah kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi Nya, serta penjelasan bahwa Dialah Ilah yang haq yang berhak diibadati. Dan beribadah kepada selain Nya adalah bathil .” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 470]

Allah berfirman :

“ Sungguh telah Kami bangkitkan seorang Rasul bagi tiap-tiap ummat dengan perintah :

“ Beribadahlah kepada Allah dan jauhilah Thaghut." {Qs An Nahl : 36}

“ Bahwasanya tidak ada satu ummatpun, yang dahulu maupun yang kemudian, kecuali Allah utus kepadanya seoarng Rasul yang semuanya membawa satu dakwah satu agama (syariat) yaitu beribadah kepada Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi Nya.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 393]

Dalam ayat lainpun Allah berfirman :

“ Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya,lalu ia berkata : “Wahai kaumku, beibadahlah kepada Allah. Sekali-kali tak ada Ilah bagi-mu selain Nya.” {Qs Al A’raaf : 59}

“ Allah bw\erfirman tentang Nuh atau rasul-rasul yang lain : “ Sesungguhnya Kami telah mengutusnya kepada kaumnya untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah semata. Ketika mereka menyembah berhala.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 255]

Dan dalam ayat yang senada dengan ayat diatas Allah berfirman :

“ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum A’ad saudara mereka Hud. Ia berkata : “ Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah sekali-kali tidak ada Ilah bagi kalian selain Nya.” {Qs Al A’raaf 65}

“ Dia menyeru mereka kepada tauhid, melarang mereka berbuat syirik dan kedzoliman di muka bumi.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 265]

“ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Sholeh ia berkata : “ Hai kaumku. Beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagi kalian.” {Qs Al A’raaf : 73}

“ Allah mengutus seorang nabi kepada mereka untuk mengajak kepada iman dan tauhid serta melarang mereka berbuat syirik dan mencari tandingan-tandingan. Dakwahnya Sholeh termasuk jenis dakwahnya rasul-rasul yang lain yaitu perintah beribadah kepada Allah dan menjelaskan bahwa hamba tidak memiliki Ilah selain Dia.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 257]

Semua itu terus berjalan, hingga tiba saatnya Allah mengankat nabi Isa kelangit lalu manusia mulai menyimpangkan dan mengganti syariat Allah, sehingga syirik merata di muka bumi dan kaum Yahudi dan Nashranipun mulai mempersekutukan Allah. Kaum Yahudi menyembah Uzair, sedangkan kaum Nashrani menyembah Isa dan ibunya.

Allah berfirman :

“ Orang-orang Yahudi berkata : “ Uzair itu putra Allah “ Dan orang Nashrani berkata : “ Al Masih itu putra Allah “ Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru orang-orang kafir yang terdahulu…” {Qs At Taubah : 30}

“ Pengikut Isa Al Masih berbeda pendapat setelah beliau diangkat ke langit,sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas dan para ulama salaf lainnya. Sebagaimana mereka berkata : “ Pada kami ada seorang hamba dan rasul Allah yang diangkat ke langit “ yang lain berkata “ Dia adalah Allah “. Sedangkan yang lainnya lagi berkata : “ Dia anak Allah “ [Al Qoshosh al Anbiya : 627]

Dan nun jauh disana, tepatnya dijazirah Arab, mayoritas bangsa Arab sudah semenjak lama mengikuti dakwah Ismail, yaitu tatkala beliau menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim, yang intinya menyembah kepada Allah, mengesakan Nya dan memeluk agama Nya.

Dan waktupun bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran tauhid yang pernah disampaikan kepada mereka.sekalipun begitu, masih ada sisa ajaran tauhid dan beberapa Syiar dari agama Ibrohim, hingga muncul Amr bin Luhay, peminpin bani Khuza’ah. Dia tumbuh sebagai orng yang suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.

Kemudian dia mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyemah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat lahirnya para rasul dan turunnya kitab. Maka dia pulang sambil membawa berhala Hubal dan meletakannya di dalam Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah dengan menyembah Hubal tersebut. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk tanah suci.

Berhala mereka yang terdahulu adalah Manat, yang ditempatkan di Musyallal di tepi laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yang paling besar. Setelah itu kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat di Hijaz. Dikisahkan bahwa Amr bin Luhay mempunyai pembantu dari jenis jin.

Jin ini memberitahukan kepadanya bahwa berhala-berhala kaum Nuh (Wadd, Suwaa, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) terpendam di Jiddah. Maka dia datang kesana dan mengangkatnya,lalu membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji, dia menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah akhirnya berhala-berhala itu kembali ke tempat asalnya masing-masing, sehingga di setiap kabilah dan di setiap rumah hampir pasti ada berhalanya. Mereka juga memenuhi Al Masjidil Haram dengan berbagai macam berhala dan patung.

Tatkala Rasulullah menaklukan Mekkah, disekitar Ka’bah ada tiga ratus enam puluh berhala. Beliau menghancurkan berhala-berhala itu hingga runtuh semua, lalu memerintahkan agar berhala-berhala tersebut dikeluarkan dari masjid dan dibakar.

Begitulah kisah kemusyrikan dan penyembahan terhadap berhala,yang menjadi Fenomena terbesar dari agama orang-orang jahiliyah yang (masih) menganggap dirinya berada dalam agama nabi Ibrohim yang hanif.

Untuk itu pulalah, Rasulullah diutus yaitu untuk mengembalikan fithroh manusia pada tauhid yang didakwahkan rasul-rasul sebelumnya. (teamhasmi.org)

Baca selengkapnya..

Olive Robinson datang mengunjungi kerajaan Saudi Arabia dua tahun yang lalu dan bekerja di sana. Adapun keinginan masuk Islam telah terbetik semenjak delapan tahun lalu. Namun baru dapat ia laksanakan tujuh bulan yang lalu. Dari pembicaraan ini akan kita ketahui bagaimana ia memeluk agama Islam dan bagaimana ia dapat menyelesaikan berbagai problemnya setelah masuk ke dalam Islam.

Seorang reporter majalah al-Jundi al-Muslim bertanya, "Bagaimana kisahmu masuk Islam?" Oliver berkata, "Kisahku dengan Islam dimulai sejak tahun 1992 di mana waktu itu aku bekerja untuk sebuah yayasan Nasrani yang mengutusku ke kota kecil Afrika Selatan yang bernama Malawy. Aku terpaksa menerima tugas tersebut sebab suamiku baru saja meninggal karena penyakit kanker dan meninggalkan dua orang anak perempuan. Yayasan inilah yang menafkahi kedua anakku itu dan menanggung semua kebutuhan mereka selama aku pergi bertugas, karena waktu itu gajiku masih terlalu sedikit belum mencukupi kebutuhan. Dari sinilah bermula kisah tersebut.

Di negeri ini ada seorang anak kecil muslim bersama beberapa ekor kambing. Ia mengetahui kondisiku. Dengan tanpa aku minta, ia selalu membawakan susu kambingnya untukku dan beberapa butir telur setiap hari. Dari sini aku berfikir tentang Islam, "Bagaimana orang-orang di sini mengetahui kebaikan? Bagaimana anak sekecil ini memberikan pelayanan yang baik kepada orang yang berlainan agama dengannya?" Aku berfikir tentang Islam dengan akalku sendiri, bahwa mayoritas penduduk Malawy beragama Islam. Walau aku bukan seorang muslimah, namun mereka tetap memberikan bantuannya kapan saja aku butuhkan. Ini semua membuatku berfikir secara mendalam tentang Islam."

Reporter tersebut bertanya, "Anda datang ke Kerajaan Saudi Arabia yang merupakan negeri Islam, setelah anda melihat negeri ini, apa yang membuat anda tertarik tentang Islam?"

Olive berkata, "Shalat. Inilah yang pertama dan yang paling mendorongku masuk ke dalam Islam. Aku melihat di rumah sakit, di mana-mana orang-orang melakukan shalat berjamaah baik banyak maupun sedikit. Demikian juga halnya di kamar-kamar, para pasien melakukan shalatnya sendiri-sendiri dan para wanita pergi ke tempat tersendiri untuk melaksanakan shalat. Dan yang lebih aneh lagi, aku melihat di bandara para musafir membentangkan sajadahnya di lantai bandara untuk menunaikan shalat. Ini merupakan cara yang sangat mudah dalam melakukan ibadah yang membuat diriku tertarik. Sebab ini semua berbeda dengan beban yang aku dapati di gereja.

Demikian juga yang membuatku kagum yaitu rutinitas seorang muslim dalam melakukan shalatnya. Ada salah satu hal penting yang aku sukai di negara Saudi ini dan memberikan pengaruh yang mendalam dalam jiwaku, yaitu bakti seorang anak terhadap kedua orang tuanya. Kamar-kamar rumah sakit dipadati oleh pasien yang berusia lanjut, kamu lihat anak-anak mereka setiap saat menunggui mereka dan berusaha mendapatkan keridhaan orang tuanya yang sedang terbaring sakit. Berbeda dengan masyarakat materialis barat yang tidak menghormati kedua orang tua."

Reporter bertanya, "Apakah kedatanganmu dari masyarakat Nasrani barat ke masyarakat muslim timur berpengaruh dalam meredakan pergolakan anti Islam dalam diri anda?"

Olive menjawab, "Sebenarnya tidak ada pergolakan seperti itu dalam diriku. Sebab sebelum berangkat ke Saudi aku sudah mempunyai tekad yang kuat untuk memeluk agama Islam. Bahkan aku memilih negara Saudi sebagai tempat awal keislamanku, karena di negara ini terdapat kiblat kaum muslimin dan pelaksanaan hukum Islam secara nyata. Aku sengaja memilih bekerja di negara ini sebagai tempat awal keislamanku."

Reporter, "Kebanyakkan mereka yang masuk ke dalam agama Islam ditolak dan dibenci oleh keluarga dan teman-teman lama mereka dan terkadang mereka berusaha untuk menekannya. Bahkan sebagian mereka ada yang memutus tali kekeluargaan. Apakah ketika anda masuk Islam juga mendapat penolakan dari keluarga anda?"

Olive, "Keluargaku menyambut baik dan mengucapkan selamat atas langkahku ini. karena sejak awal mereka sudah mengetahui bahwa aku sedang menempuh jalan menuju Islam. Aku menceritakan kepada mereka bagaimana kekagumanku terhadap Islam, kaum muslimin dan kehidupan mereka. Dua orang keluargaku ikut membaca al-Qur'an untuk mengetahui tentang Islam. Pada saat libur musim panas, aku mengunjungi Markas Islam di Afrika Selatan.

Salah seorang anak gadisku setiap hari pergi bersamaku untuk mempelajari agama baru ini. Demikian juga ibuku sekarang menyaksikan beberapa film Ahmad Deedat yang mendakwahkan Islam dan menjelaskan kekeliruan agama Kristen yang sudah diubah-ubah."

Reporter, "Biasanya seseorang yang baru masuk Islam menemui berbagai problem dari teman-teman lamanya, terutama di tempat kerja. Bagaimana sikap anda menghadapinya?"

Olive, "Benar, banyak problem yang muncul, namun berkat pertolongan Allah aku mampu menghadapi semua problem dan tekanan itu. Aku senantiasa berdoa agar Dia mengokohkanku. Dan memang setelah beberapa hari setelah keislamanku, aku rasakan bahwa sekarang aku menjadi lebih kuat dan aku tidak lagi perhatian terhadap urusan-urusan yang tidak penting tersebut. Keyakinanku dalam Islam sudah semakin dalam. Alhamdulillah."

Reporter, "Bagaimana kondisi Islam di Afrika selatan?"

Olive, "Disini Islam tersebar dengan pesat. Markas-markas Islam banyak bermunculan. Aku pernah mendatangi markas yang sekarang dipimpin oleh Syaikh Ahmad Khan setelah Syaikh Ahmad Deedat harus beristirahat karena sakit (sekarang sudah wafat, rahimahullah-red). Markas ini memberikan berbagai bantuan; santunan anak yatim, membantu fakir miskin, membuka Ma'had Tahfizhul Qur'an dan mengadakan taklim agama. Pada markas yang aku datangi tersebut terdapat 19 orang anak yatim semua kebutuhan mereka ditanggung oleh markas. Mayoritas umat Islam di sini adalah imigran dari India dan ditambah dengan penduduk pribumi."

Reporter, "Menurut pandangan anda sebagai seorang muslimah yang baru, bagaimana cara berdakwah terbaik yang menurut anda sangat berpengaruh dan mendorong anda masuk ke dalam Islam?"

Olive, "Dengan memberikan buku, memperkenalkan Islam pada orang lain dengan tanpa ada pengaruh dan paksaan terhadap orang tersebut, yaitu dengan cara pendekatan. Demikian juga memberikan suri tauladan yang baik merupakan dakwah yang paling berpengaruh. Aku terkesan dengan pasien yang diopname di rumah sakit namun ia selalu menjaga shalatnya.

Demikian juga dengan bakti para anak terhadap ayah dan ibu mereka. Itu semua merupakan dakwah kepada Islam dengan tanpa kitab dan kaset, tetapi dengan memberikan contoh yang baik dalam bergaul sebagaimana yang diperintahkan oleh agama yang agung ini."

Reporter, "Coba ceritakan kisah teraneh yang anda jumpai sejak masuk Islam."

Olive, "Beberapa waktu yang lalu, aku pernah bersedekah 1000 riyal kepada salah orang non muslim sebelum aku pergi berlibur. Ia membutuhkan bantuan tersebut untuk mengunjungi ibu yang sedang sakit. Namun teman-temanku menyesali tindakanku tersebut. Mereka mengejekku bahwa uangku tidak akan kembali. Namun aku katakan kepada mereka, 'Aku melakukannya di jalan Allah.' Dua hari kemudian aku membawa koperku pergi ke bandara Abha menuju Afrika Selatan. Aku terkejut ketika pegawai bandara memberitahuku bahwa berat koperku melebihi batas berat yang telah ditentukan. Oleh karena itu aku harus membayar 1300 riyal untuk berat yang berlebih itu. Ia memperhatikanku dan berbisik, 'Apakah anda seorang muslimah?' pertanyaan ini ia ajukan setelah ia melihat penutup kepala yang aku kenakan. Aku jawab, 'Benar, aku baru masuk Islam beberapa bulan lalu.'

Pegawai tersebut tersenyum dan berkata, 'Kalau begitu anda tak perlu membayar dendanya, anggap saja ini merupakan hadiah dari bandara untuk anda.'

Aku teringat uang yang aku berikan kepada orang yang memerlukannya kemudian orang-orang menyesali tindakanku. Ingin rasanya aku menceritakan kisah ini agar mereka tahu bahwa setiap kebaikan yang dilakukan tidak akan sia-sia. Ia akan menjumpainya di sisi Allah SWT."

Reporter, "Sebagai penutup pembicaraan kita, kami ucapkan terima kasih kepada anda yang rela menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan. Semoga Allah SWT mengokohkan keislaman kita hingga kita menemuiNya."

(SUMBER: KISAH-KISAH TELADAN, Muhammad Shalih al-Qahthani, sebagai yang dinukilnya dari Majalah al-Jundi al-Muslim-situs dakwah alsofwah.or.id )

Baca selengkapnya..

Demi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, gelanggang dakwah banyak diminati jutaan manusia, mereka bukanlah manusia biasa, tetapi mereka adalah para brillian, para pejuang, para patriot serta orang-orang yang siap mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk dapat berandil dan ikut berpacu dalam gelanggang yang penuh liku tersebut.

Ya, jalannya tak bertabur semerbak bunga atau bermandikan cahaya. Di jalannya tergeletak sejumlah sosok tubuh manusia, berjuta jiwa terlepas dari jasadnya, berjalan kelelahan dengan terseok-seok dan bercucuran derai air matanya.

Akan tetapi –alhamdulillah– gelanggang ini tak pernah sepi, bahkan kian hari peminatnya kian membanjir, bagai air bah yang tak pernah bisa dibendung.

(( لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِيْنَ عَلَى اْلحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ عَلَى ذَلِكَ ))

“Akan senantiasa ada segolongan dari ummatku yang berjalan di atas kebenaran, tiada sedikitpun terpengaruh oleh orang yang menghina mereka, hingga datangnya keputusan Allah” (HR. al-Bukhariy dan Muslim)

Gelanggang itu adalah sebuah perjuangan membentuk tata kehidupan ummat, mengobati luka dan membawa obat penawar bagi penyakit mewabah yang telah menjangkiti ummat. Seorang da’i adalah arsitektur yang merancang benteng Islam yang megah, menambal yang runtuh dan menjaganya agar tetap kokoh, tampak cerah di tengah kegelapan fasad yang semakin pekat.

Seorang da’i yang memulai langkah perjuangannya bertolak dari firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan ma-nusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” [QS. adz-Dzāriyāt (51): 56]

Mengikuti gerak laju sebuah perintah:

“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama” [QS. at-Tawbah (9): 122]

Merambah kehidupan di atas fondasi:

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petun-juk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami[QS. Sajdah (32): 24]

ٍSemua itu dirajut dalam sebuah tenunan adab yang apik, sebagaimana difirmankan:

“Sekiranya kamu bersikap keras lagi ber-hati kasar, tentunya mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu [QS. Āli ‘Imrān (3): 159]

“Dan janganlah kamu memalingkan mu-kamu dari manusia” [QS. Luqmān (31): 18]

Sungguh, betapa mulianya seorang da’i tatkala dia menyuarakan sebuah kalimat dari Rabb-Nya:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu…” [QS. an-Nisā’ (4): 1]

Seorang da’i sedang menapaki jalan yang menuju ke puncak gunung, mengarungi lautan dan menelusuri lembah. Mengingatkan orang yang lalai, memberitahu orang yang belum mengerti, mengasihi para pencari kebenaran hakiki, berdiri tegap menghadapi kesombongan para penjahat, senyum antusias dan optimisme menghadapi segala hambatan, teguh menghadang segala tekanan dan derasnya aliran kebatilan.

Dakwah adalah tangga kemajuan bagi ummat Islam dari tidur panjang dan realitas menyedihkan yang dialaminya. Da’i adalah pahlawan yang akan mengentaskan ummat dari segala kerendahan dan kesesatan. Membawa manusia dari kubangan kemaksiatan menuju mahligai iman dan ketentraman. Oleh karena itu, maka pantaslah bila al-Qur’an dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Hadits sangat menghargai usaha yang dilakukan seorang da’i :

“Siapakah yang lebih baik perkatannya da-ripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: ”Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[QS. Fushshilat (41): 33]

(( فَوَاللهِ َلأَنْ يَهْدِيَكَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ ))

"Demi Allah , apabila Allah menunjuki seseorang dengan sebab dirimu, maka hal itu lebih berharga bagimu dari pada onta merah (kemegahan hidup) (HR. al-Bu-khariy, Muslim dan selain keduanya)

Tetapi dakwah bukanlah pintu yang telah terbuka lebar, sehingga setiap orang dengan mudah bisa memasukinya. Dakwah membutuhkan kesiapan, metode, dan rambu-rambu yang akan membantu perjalanan seorang da’i dalam mengemban tugas agungnya.

Tulisan ringkas ini bermaksud memberikan sebagian bekal yang harus dibawa seorang da’i, dalam perjalanannya di medan dakwah. Hal ini sangat penting untuk dipahami, sebab amal dakwah adalah amal agung yang membutuhkan keseriusan, istiqamah, kesabaran dan juga beragam cara, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh Alaihi Salam:

“Nuh berkata: “Ya Rabbi, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan si-ang. Maka seruanku itu hanya menambah mereka lari (dari kebenaran)” [QS. Nūh (71): 5-6]

Renungilah beberapa hal berikut, semoga dapat menjadi modal berharga untuk menemani perjalananmu dan perjuanganmu yang panjang:

Pertama: Teman Perjalanan

Saudaraku…!

Alangkah terasa jauh dan begitu panjang perjalanan yang hanya dilakoni seorang diri, tanpa seseorang yang menjadi teman bicara atau membantu di saat-saat menjumpai rintangan di jalan. Seorang muslim dalam kehidupan dunia ini, layaknya seorang musafir yang membutuhkan teman selama bepergian, membantunya dalam jihad hingga mencapai target dan tujuan. Sungguh menyenangkan bila dia memiliki teman yang cerdas dan takwa, sebaliknya akan terasa sesak dadanya bila yang mengiringi perjalanan panjangnya itu adalah orang-orang yang buruk, baik hati maupun tingkah lakunya. Seorang mu`min akan selalu kuat bila bergabung dengan sesamanya.

(( فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ مِنَ اْلغَنَمِ اْلقَاصِيَةِ ))

“Sesungguhnya serigala akan memakan kambing yang sendirian” (HR. Ahmad, Abū Dāwūd dan an-Nasā’iy)

Kedua: Kehidupan Tanpa Ruh

Alangkah buruknya, bahkan tak mungkin seseorang hidup tanpa ruh, ya...sesuatu yang tidak mungkin:

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepa-damu wahyu (al-Qur’an, ruh) dengan pe-rintah Kami[QS. asy-Syūrā (42): 52]

Subhanallah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menamakan al-Qur’an sebagai ruh, maka tidak akan ada kehidupan yang sebenarnya tanpa al-Qur’an dan tidak ada kenikmatan dunia akherat tanpa Kitab Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Inilah kenikmatan hakiki bagi orang yang memiliki selera kenikmatan, yaitu tali Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sangat kuat dan jalan-Nya yang lurus.

Sebaik-baik usaha untuk mendidik diri dan keluarga atau anak didik adalah duduk khusyu’ bersimpuh di hadapan Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jauh dari kotornya dunia dan bercak-bercak noda kehidupan.

Betapa indahnya bergantungan dengan tali langit di saat tali bumi terputus, betapa bahagianya memasuki pintu langit tatkala pintu bumi telah tertutup. Suasana terindah bersama Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala, adalah ketika mata kebanyakan orang pejam mengantuk atau tidur terlelap, namun seorang yang justru shaleh membaca al-Qur’an dengan penuh khusyu’ dan tunduk patuh, dikelilingi rahmat yang di bawa para malaikat.

Bacalah al-Qur’an dan tafsirnya, hafalkanlah, perhatikan baik-baik, ambillah pelajaran, dan hiduplah bersamanya. Jangan putuskan hubunganmu dengan Kitab Allah Subhanahu Wa Ta’ala , jauhilah kegelimangan dunia dan gemerlapnya kehidupan palsu yang fana.

Ketiga: Yang Paling Mengasihi Di Antara Sesama Manusia

Saat engkau menemui seseorang yang merintih kesakitan, tiba-tiba engkau pun merasakan sakitnya, engkau bahkan menangis karenanya. Kemudian engkau ulurkan tanganmu untuk benar-benar membantunya. Bukan hanya itu, bahkan engkau rela mengorbankan jiwawu demi menolongnya. Saat itu dirimu adalah orang yang sangat peduli dan mengasihi orang lain. Tapi tahukah, siapa sebenarnya orang yang paling mengasihi sesamanya? Yah, dirimu juga, yaitu ketika engkau menyeru (mendakwahkan) orang lain untuk menapaki jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ketika engkau memberikan cahaya petunjuk kepadanya agar selamat dari hitam pekatnya kesesatan.

Dakwah menyeru kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah jalan para nabi dan rasel utusan-Nya. Adalah kemuliaan yang amat besar, bila kita pun mau menempuh jalan yang sama. Ketauhilah, dakwah yang paling agung adalah mentarbiyyah anak didik untuk mencintai Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya saw serta manjauhkan mereka dari ombak kehinaan.

Saudaraku...!

Mendidik para pemuda untuk taat dan takwa adalah salah satu sisi paling agung, yang tidak pernah dipahami dengan baik hasil akhirnya, kecuali oleh ahlul bashirah yang berpandangan tajam. Hal ini tidak akan pernah disadari oleh mereka yang berpandangan pragmatis dan tergesa-gesa ingin menuai hasil.

Seorang pendidik adalah pencetak manusia pejuang, yang akan menjali pilar peradaban dan merubah sejarah. Dakwah dan seruan yang kekal adalah dakwah yang mengayomi anak didik dengan sesungguhnya, fondasinya menghunjam kuat ke bumi, hingga tidak akan termakan fitnah kecuali yang dikehendaki Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagai kebaikan baginya.

Keempat: Jangan Jadi Lilin

Alangkah kasihannya sebuah lilin, dirinya terbakar, sementara manusia dengan senang hati memanfaatkan cahayanya. Akankah seorang da’i bernasib seperti sepotong lilin? Yang kami maksudkan di sini adalah seseorang yang melalaikan pendidikan dirinya, padahal dirinya sudah memasuki tahapan tertentu dari usianya.

Mungkin dirinya menyangka bahwa usianya telah mencukupi sebagai pengganti tarbiyah fardhiyyah (pendidikan diri), atau dia mengira bahwa kesibukan dakwah cukup sebagai pengganti perhatian pada dirinya sendiri. Ini adalah jebakan yang sangat membahayakan. Orang yang tak memiliki apapun, tentuanya tak akan dapat memberi. Seorang da’i dalam gelanggang dakwah akan selalu menjadi qudwah, oleh karenanya harus ada cara tertentu untuk mendidik diri serta untuk komitmen menumbuhkan iman, keshalehan dan wara’. Jangan menjadi lilin yang membakar dirinya untuk menerangi orang lain.

Kelima: Warisan Para Nabi

Dakwah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala walaupun begitu penting, agung dan juga sebagai suatu amal ibadah, tetapi bisa saja berubah menjadi bumerang bagi pelakunya bila tidak memiliki fondasi yang benar dan substansi yang asli, yaitu ilmu syar’i. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Katakanlah: “ Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku me-ngajak (kamu) kepada Allah dengan huj-jah yang nyata, maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” [QS. Yūsūf (12): 108]

Setiap dakwah yang tidak dilandasi oleh ilmu syar’i, meskipun sangat gencar, adalah dakwah yang kosong bahkan mungkin menjadi seruan menuju kebodohan. Munculnya kelompok-kelompok sesat adalah karena mereka tidak membekali dakwah dengan keilmuan yang shahih (benar).

Setiap amal ibadah meskipun banyak, bila tidak berdasarkan petunjuk Nabi saw adalah cacat dan kurang, khususnya bila tidak dilandasi ilmu syar’i. Karena dari sinilah munculnya para ahli zuhud yang sesat.

Ilmu adalah kehidupan, tidak akan pernah mengerti arti kehidupan itu melainkan orang yang dapat merasakan manisnya dan melahap kenikmatannya. Kita menyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa sebuah masyarakat pilihan, pasti pilarya adalah orang-orang yang berilmu.

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah, di antara hamba-hamba-Nya adalah ulama” [QS. Fāthir (35): 28]

Oleh karena itu, sangatlah penting menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai salah satu cara meneguk ilmu syar’i. Seorang da’i yang memikul tanggungjawab untuk melakukan perubahan dengan goresan tinta, kata bijak dan perbuatannya, harus hidup dalam dunianya.

Kejadian dan aliran pemikiran yang selalu berkembang setiap saat, menuntutnya untuk mengetahui banyak hal yang ada di sekelilingnya demi kepentingan dakwahnya, termasuk membaca buah karya para penulis kontemporer. Ini merupakan sebuah keniscayaan, agar dia menjadi seorang da;i yang tanggap, respek dan sukses.

Namun jangan dilupakan, kita adalah ummat yang memiliki akar sejarah yang jelas. Manhaj ulama salaf adalah manhaj yang lebih benar, lebih lurus dan lebih selamat. Seorang da’i merasakan kebanggaan tersendiri bila menisbatkan dirinya pada manhaj para pendahulunya. Mayoritas goresan tinta mereka dihiasi keikhlasan, kejujuran dan lautan ilmu yang dalam.

Keenam: Keikhlasan Membutuhkan Keikhlasan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supa-ya Dia menguji kamu, siapa di antara ka-mu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Ma-ha Perkasa lagi Maha Pengampun[QS. al-Mulk (67): 2]

Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa dalam menentukan tingkatan manusia, barometernya adalah hasan (yang baik). Jadi permasalaannya bukan kuantitas, tetapi kualitas. Satu hal yang menjadi faktor terpenting untuk kualitas amal ibadah agar dikatakan sebagai amal yang hasan adalah keikhlasan. Bahkan substansi amal itu sendiri sebenarnya adalah keikhlasan. Ketika keikhlasan tidak ada, maka ada tidaknya sebuah amal menjadi sama saja (percuma).

Saudaraku...!

Betapa para shiddiqun sendiri mengalami problem dalam keikhlasan. Tapi tidaklah mengapa, karena langkah pertama adalah melakukan dan merasakan, tetapi perlu sabar, mushābarah (menyabar-nyabari) dan mujāhadah (berjuang terus) agar dirinya dapat sampai tujuan meskipun setelah sekian lama.

Hati-hati jangan pernah terbuai oleh amal perbuatan kita sendiri. Sebagian salaf menyebutkan:

“Barang siapa yang mengira ikhlash terhadap keikhlasan dirinya, maka keikhlasannya masih membutuhkan keikhlasan lagi”. Wallahu A’lam. (teamhasmi.org)

Baca selengkapnya..

islamisasi

Diposting oleh awaludin | 03.09 | 0 komentar »

Sepanjang sejarah manusia, semenjak nabi Adam Alaihi Salam hingga Nuh Alahi Salam semoga Allah senantiasa mencurahkan kesejahteraan kepada mereka (yang diperkirakan berjarah 10 abad), masih tetap berada diatas dasar dan landasan tauhid.

Ibnu Abbas berkata :

كان بين نوح وادم عشرة قرون كلّهم على شريعة من الحقّ فاختلفوا فبعث الله النبيين مبنشّرومنذرين]

“Antara Nuh dan Adam terdapat 10 abad yang seluruhnya berada pada syariat yang haq lalu mereka berselisih, maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi khabar gembira dan ancaman.” [jami’ Al Bayan 2/194].

Penyimpangan terhadap ajaran tauhid, pertama kali terjadi dikalangan umat nabi Nuh Alaihi Salam, yang menyembah patung karena penghormatan yang berlebihan terhadap orang sholeh diantara mereka. Allah mengisahkan kejadian ini dalam Firman Nya :

“ Nuh berkata : “ Ya Rabbku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka, dan melakukan tipu daya yang amat besar. Dan mereka berkata : “Jangan sekali-kali kalian meniggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa, Yaghuts, Ya’uq dan Nashr.” {Qs Nuh : 21-23}

Ibnu Abbas berkata :

صارت الأوثان التى كانت في قوم نوح في العرب بعد امّا ودّكانت لكلب بدومة الجندل وامّا سواع كانت لهذيل وامّا بغوث فكانت لمراد ثمّ لبنى غطيف باجرف عند سباء وامّايعوق فاكانت لهمدان وامّا نسر فكانت لحمير لال ذى الكلاع اسماء رجال صالحين من قوم نوج فلمّاهلكوا اوحى الشيطان الى قومهم ان انصبوا الى مجالسهمالّتى كانوا يجلسون انصابا وسمّوها باسماءهم ففعلوا فلم تعبد حتى اذا هلك اولئك وتنسّخ العلم عبدت

“Berhala-berhala yang ada pada zaman Nuh akan menjadi berhala bagi bangsa arab setelahnya. Wadd adalah berhala bani Kalb di Daumatil Jandal. Sawaa adalah berhala bani Hudzail. Yaghuts adalah berhala bani Murod, kemudian untuk bani Ghuthoif disebuah wadi bansa Saba. Ya’uq adalah berhala untuk Hamdan. Sedangkan Nashr berhala untuk Himyar. Semuanya nama-nama tokoh-tokoh orang-orang sholeh kaum nabi Nuh . ketika mereka mati syaithonpun mulai menghembuskan kepada kaum mereka bisiksn untuk membuat patung-patng mereka di dalam majelis-majelias tempat meeka duduk, lalu mereka namakan dengan nama-nama tersebut, lalu mereka melakukannya, namun belum disembah, sampai ketika mereka semuanya telah mati dan ilmu mulai redup, maka maka semua itu disembah .” [HR. Bukhori: 4920]

Dari ummat nabi Nuh inilah kemudian syirik itu menyebar ke tengah umat manusia sesudah mereka. Dalam konteks seperti itulah kafilah nabi-nabi dating silih berganti untuk mengenbalikan manusia kepada dasar fithroh mereka yaitu tauhid.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul yang sebelummu ( Muhammad) melainkan kami memberi wahyu kepadanya yaitu bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah. Maka beribadahlah kalian kepadaKu" {Qs Al Anbiyaa : 25}

“Seluruh Rasul yang sebelummu (Muhammad) beserta kitab-kitab mereka pokok dan dasar risalah mereka adalah perintah beribadah kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi Nya, serta penjelasan bahwa Dialah Ilah yang haq yang berhak diibadati. Dan beribadah kepada selain Nya adalah bathil .” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 470]

Allah berfirman :

“ Sungguh telah Kami bangkitkan seorang Rasul bagi tiap-tiap ummat dengan perintah :

“ Beribadahlah kepada Allah dan jauhilah Thaghut." {Qs An Nahl : 36}

“ Bahwasanya tidak ada satu ummatpun, yang dahulu maupun yang kemudian, kecuali Allah utus kepadanya seoarng Rasul yang semuanya membawa satu dakwah satu agama (syariat) yaitu beribadah kepada Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi Nya.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 393]

Dalam ayat lainpun Allah berfirman :

“ Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya,lalu ia berkata : “Wahai kaumku, beibadahlah kepada Allah. Sekali-kali tak ada Ilah bagi-mu selain Nya.” {Qs Al A’raaf : 59}

“ Allah bw\erfirman tentang Nuh atau rasul-rasul yang lain : “ Sesungguhnya Kami telah mengutusnya kepada kaumnya untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah semata. Ketika mereka menyembah berhala.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 255]

Dan dalam ayat yang senada dengan ayat diatas Allah berfirman :

“ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum A’ad saudara mereka Hud. Ia berkata : “ Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah sekali-kali tidak ada Ilah bagi kalian selain Nya.” {Qs Al A’raaf 65}

“ Dia menyeru mereka kepada tauhid, melarang mereka berbuat syirik dan kedzoliman di muka bumi.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 265]

“ Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Sholeh ia berkata : “ Hai kaumku. Beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagi kalian.” {Qs Al A’raaf : 73}

“ Allah mengutus seorang nabi kepada mereka untuk mengajak kepada iman dan tauhid serta melarang mereka berbuat syirik dan mencari tandingan-tandingan. Dakwahnya Sholeh termasuk jenis dakwahnya rasul-rasul yang lain yaitu perintah beribadah kepada Allah dan menjelaskan bahwa hamba tidak memiliki Ilah selain Dia.” [Taisiir Al Kariim Ar Rahman : 257]

Semua itu terus berjalan, hingga tiba saatnya Allah mengankat nabi Isa kelangit lalu manusia mulai menyimpangkan dan mengganti syariat Allah, sehingga syirik merata di muka bumi dan kaum Yahudi dan Nashranipun mulai mempersekutukan Allah. Kaum Yahudi menyembah Uzair, sedangkan kaum Nashrani menyembah Isa dan ibunya.

Allah berfirman :

“ Orang-orang Yahudi berkata : “ Uzair itu putra Allah “ Dan orang Nashrani berkata : “ Al Masih itu putra Allah “ Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru orang-orang kafir yang terdahulu…” {Qs At Taubah : 30}

“ Pengikut Isa Al Masih berbeda pendapat setelah beliau diangkat ke langit,sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas dan para ulama salaf lainnya. Sebagaimana mereka berkata : “ Pada kami ada seorang hamba dan rasul Allah yang diangkat ke langit “ yang lain berkata “ Dia adalah Allah “. Sedangkan yang lainnya lagi berkata : “ Dia anak Allah “ [Al Qoshosh al Anbiya : 627]

Dan nun jauh disana, tepatnya dijazirah Arab, mayoritas bangsa Arab sudah semenjak lama mengikuti dakwah Ismail, yaitu tatkala beliau menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim, yang intinya menyembah kepada Allah, mengesakan Nya dan memeluk agama Nya.

Dan waktupun bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran tauhid yang pernah disampaikan kepada mereka.sekalipun begitu, masih ada sisa ajaran tauhid dan beberapa Syiar dari agama Ibrohim, hingga muncul Amr bin Luhay, peminpin bani Khuza’ah. Dia tumbuh sebagai orng yang suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai salah seorang ulama besar dan wali yang disegani.

Kemudian dia mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyemah berhala dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik serta benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat lahirnya para rasul dan turunnya kitab. Maka dia pulang sambil membawa berhala Hubal dan meletakannya di dalam Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah dengan menyembah Hubal tersebut. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk tanah suci.

Berhala mereka yang terdahulu adalah Manat, yang ditempatkan di Musyallal di tepi laut Merah di dekat Qudaid. Kemudian mereka membuat Lata di Tha’if dan Uzza di Wadi Nakhlah. Inilah tiga berhala yang paling besar. Setelah itu kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran di setiap tempat di Hijaz. Dikisahkan bahwa Amr bin Luhay mempunyai pembantu dari jenis jin.

Jin ini memberitahukan kepadanya bahwa berhala-berhala kaum Nuh (Wadd, Suwaa, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr) terpendam di Jiddah. Maka dia datang kesana dan mengangkatnya,lalu membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji, dia menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah akhirnya berhala-berhala itu kembali ke tempat asalnya masing-masing, sehingga di setiap kabilah dan di setiap rumah hampir pasti ada berhalanya. Mereka juga memenuhi Al Masjidil Haram dengan berbagai macam berhala dan patung.

Tatkala Rasulullah menaklukan Mekkah, disekitar Ka’bah ada tiga ratus enam puluh berhala. Beliau menghancurkan berhala-berhala itu hingga runtuh semua, lalu memerintahkan agar berhala-berhala tersebut dikeluarkan dari masjid dan dibakar.

Begitulah kisah kemusyrikan dan penyembahan terhadap berhala,yang menjadi Fenomena terbesar dari agama orang-orang jahiliyah yang (masih) menganggap dirinya berada dalam agama nabi Ibrohim yang hanif.

Untuk itu pulalah, Rasulullah diutus yaitu untuk mengembalikan fithroh manusia pada tauhid yang didakwahkan rasul-rasul sebelumnya. (teamhasmi.org)

Baca selengkapnya..