MagzNetwork

Lihatlah Rasulullah SAW

Diposting oleh awaludin | 22.21 | 0 komentar »

Bagaimana Rasulullah Mengubah Bahan-Bahan Kejahiliyahan Menjadi Keajaiban dalam Kehidupan Umat Manusia.

Dengan ajaran keimanan yang mendasar dan mendalam, juga pendidikan yang diberikan secara cermat, tekun, bijaksana dan teliti, serta berkat kitab Allah, al-Qur’an al-Karim sebagi mu’jijat yang keajaiban-keajaibannya tak pernah kering dan kesegeraannya tak akan layu, Rasulullah , berhasil membangun kehidupan kehidupan baru di tengah-tengah umat manusia yang beradab.

Rasulullah , membangun kehidupan baru dengan menggunakan sisa-sisa kemanusiaan yang seolah-oleh bagaikan tumpukan bahan mentah. Tidak ada orang lain yang mengatahui cara memanfaatkannya karena sudah begitu lama tertutup oleh kejahiliayan dan kekufuran. Dengan keimanan dan akidah yang teguh, dan dengan pertolongan Allah ., beliau berhasil menyegarkan kembali sisa-sisa kemanusiaan yang sudah layu dan memberinya jiwa baru. Seolah-olah Rasulullah menyalakan kembali api yang telah padam. Sisa-sisa kemanusiaan yang berceceran itu dibenahi dan ditempatkan oleh beliau sesuai dengan tempat semula. Seolah-olah semua itu sudah lama menunggu kedatangan beliau.
Kemanusiaan yang dulunya telah mati, kini hidup kembali. Bahkan dapat memberikan bimbingan kepada dunia. Kemanusiaan yang dahulunya meraba-meraba di dalam gelap kini telah memperoleh cahaya dan sanggup memimpin berbagai bangsa ke jalan yang terang benderang.
Mahabenar Allah dengan firman-Nya

“Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia.”
(QS. Al-An’am: 122)

Dalam membangun kehidupan masyarakat baru, Rasulullah bersandar kepada bangsa Arab yang telah hilang dalam sejarah dan bangsa-bangsa lain. Tak lama kemudian, seluruh umat manusia menyaksikan bahwa di tengah-tengah mereka, terdapat manusia-manusia brilian yang mengagumkan dan menghiasi lembaran-lembaran sejarah.
‘Umar Ibnul Khathab yang dahulu pernah menjadi pengembala unta milik ayahnya, orang yang terkenal bertabiat kasar dan keras, orang yang di kalangan kaum Qurasiy tidak memperoleh kedudukan, dan tdak pula dipandang besar oleh teman-temannya, di kemudian hari mengejutkan dunia dengan genealitas dan otodidaknya. Ia sanggup menggulingkan kaisar dan kaisar dari singgasananya masing-masing, dan di atas di runtuhan persia dan romawi ia mendirikan sebuah negara islam yang menyatukan semua bekas wilayah kekuasaan dua kerajaan tersebut di dalam satu administrasi pemerintahan yang teratur secara baik, sekalipun begitu, ia tetap terkenal sebagai orang yang hidup zuhud, penuh takwa, dan teguh menegakkan keadilan sehingga menjadi teladan sepanjang zaman.
Lihatlah pula Khalid bin al-Walid. Dahulu dia hanyalah salah seorang pemuda dari pasukan berkuda Quraisy, yang kesanggupan berperangnya sangat terbatas dalam lingkungan daerah kecil dan sempit. Ia sering dimintai bantuan oleh pemimpin-pemimpin Qurasiy dalam menghadapi peperangan antarkabilah. Karena keberhasilan yang dicapainya, ia memperoleh pujian dan kepercayaan mereka. Sekalipun ketenerannya belum melampau berbatasan semenanjung Arabia, ia menjadi saifullah (pedang Allah) dalam perjuangan membela Allah dan Rasul-Nya. Dalam setiap medan tempur, ia selalu berhasil meraih kemenangan. Bagaikan petir menyambar, ia meruntuhkan kekuasaan kekuasaan Romawi dan Persia dan meninggalkan warisan abadi dalam sejarah.
Lihatlah Abu ‘Ubaidah, orang yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik, jujur, dan peramah, yang dahulunya hanya memimpin pasukan kecil kaum muslimin dalam pertempuran kecil-kecilan. Tiba-tiba ia menunjukkan kemahiran dan keahliannya yang luar biasa dalam memimpin pasukan muslimin yang sangat besar dan kuat melawan pasukan romawi dan berhasil mengusir Haraclius dari daerah Syam yang terkenal kesuburan dan kemakmurannya. Haraclius sendiri ketika terpental dari daerah itu mengucapkan perpisahannya, “Selamat tinggal Syiria (Syam) untuk selama-lamanya.”
Lihatlah ‘Amr bin al-‘Ash, yang dipandang sebagai seorang yang cerdas di kalangan kaum Qurasiy. Ia pernah dikirim oleh mereka sebagai delegasi ke Habasiy untuk menuntut dikembalikannya kaum muslimin yang berhijrah ke negeri itu, tetapi ia pulang dengan tangan kosong. Ternyata di kemudian hari setelah menjadi seorang muslim, ia sanggup memimpin serangan besar-besaran terhadap Mesir dan berhasil menaklukkan kekuasaan Romawi di wilayah itu.
Lihatlah pula Sa’ad bin Abi Waqqash, orang yang sebelum masuk islam belum pernah terdengar namanya dalam sejarah bangsa Arab. Tiba-tiba di kemudian hari ia sanggup menjadi panglima pasukan muslimin merangkap komandan resimen. Dialah yang merebut kunci kemenangan di Mada’in dan menaklukan kekuasaan Persia di Irak dan Iran, yang hingga kini kedua kawasan itu tak dapat dipisahkan dari namanya.
Juga lihatlah Salman al-Farisi, anak penduduk desa Mubidzan, yang dahulunya mengalami penghidupan berpindah-pindah dari satu perbudakan ke perbudakan lainnya dan lepas dari kekejaman satu menuju kekejaman lainnya. Di kemudian hari ternyata ia sanggup merintis jalan bagi bangsanya sebagai penguasa ibukota bekas imperium Persia, yang beberapa waktu sebelumnya ia hidup di sana sebagai salah seorang penguasa, setapak pun ia tidak pernah bergeser dari cara hidupnya yang sangat zuhud dan sederhana. Rakyatnya menyaksikan sendiri bahwa ia tinggal di sebuah gubuk reyot dan mengangkat barang di atas kepalanya.
Lalu lihatlah para sahahabat-shahabat Rasulullah yang lainnya mereka menjadi tauladan bukan hanya untuk rakyatnya tapi untuk semua umat muslim yang lainnya.

Kelompok manusia yang serasi dan penuh keseimbangan
Bangsa Arab, yang dahulunya dilihat oleh dunia beradab sebagai bahan mentah yang beserakan, dan nilainya diremehkan oleh bangsa-bangsa lainnya yang telah maju, serta dicemoohkan oleh negeri-negeri sekitarnya, tiba-tiba berubah menjadi segolongan masyarakat manusia yang kebaikan dan keseimbangannya belum pernah disaksikan oleh sejarah.
Oleh karena itu mereka tidak akan mendapatkan hal yang dapat merehkan lagi tetapi mereka akan memuliakan siapa yang menghina tapi dengan syarat mereka harus menerima hanya satu Tuhan yang hanya di sembah dan Muhammad RasulNya kalau tidak mereka akan memerangi mereka siapa saja yang tidak mau menerimanya.

0 komentar

Posting Komentar